Siswa SMA Negeri 2 Bondowoso, Jawa Timur, mmenulis surta cinta kepada orang tua. ANTARA/Novi Husdinar
Kegiatan tersebut juga memantik anak-anak milenial ini untuk membiasakan kembali menggunakan tradisi menulis secara manual agar kebiasaan itu tidak tergerus oleh budaya instan yang bertumpu pada akal imitasi (AI)
Bondowoso (ANTARA) – Anak-anak remaja itu tidak mampu menahan air matanya meleleh, saat mereka menulis surat cinta untuk disampaikan kepada orang tuanya.
Diiringi lagu lembut, dengan narasi "terima kasih ibu", mereka bersama-sama menulis surat dengan tulisan tangan, berisi catatan yang selama ini mungkin terabaikan dari hati dan pikiran anak, yakni mengingat semua kebaikan orang tuanya.
Pada kegiatan untuk memeriahkan Hari Menulis Surat Sedunia, pada Senin, 1 September 2025, para murid di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, itu difasilitasi oleh guru untuk mengungkapkan isi hati anak mengenai orang tua mereka.
Koordinator Guru Bimbingan Konseling (BK) SMA Negeri 2 Bondowoso Tutik Marwati mengaku terharu melihat banyak siswa menulis surat sambil menangis. Hal itu menunjukkan bahwa jiwa anak sangat tersentuh, terutama ketika diajak dan difasilitasi untuk mengingat semua kebaikan orang tuanya.
Karena itu, lewat surat cinta tersebut, orang tua diharapkan bisa lebih mengerti harapan dan keinginan anak. Karena banyak orang tua yang tidak ekspresif dalam mengungkapkan kasih sayangnya kepada anak, terutama ayah.
Dengan mengungkapkan perasaannya lewat surat, anak-anak bisa bebas menyampaikan perasaannya. Dan pada ujungnya, kedekatan psikologis antara anak dengan orang tua akan lebih kuat lagi.
Meskipun tidak ada metode khusus, yakni menulis surat cinta dalam penerapan bimbingan konseling bagi siswa, namun metode ini merupakan upaya untuk terus memperkuat tali jiwa antara anak dengan orang tua.
Kedekatan emosional anak dengan orang tua merupakan benteng tangguh jiwa seseorang, khususnya anak remaja, dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, sehingga tidak mudah tergelincir pada perilaku negatif.
Bagi Tutik dan tim guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah menengah atas itu, sebetulnya banyak cara untuk mengikat tali batin anak dengan orang tua. Hanya saja, tim guru BK memanfaatkan momentum hari bersejarah, yakni Hari Menulis Surat Sedunia.
Karena berkaitan dengan literasi, maka tim guru Bimbingan Konseling kemudian berkoordinasi dengan guru Bahasa Indonesia, sekaligus kegiatan itu dijadikan sebagai ajang lomba.
12Tampilkan Semua
Editor: Masuki M. Astro Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.